Pengaruh pengusangan cepat dengan laruta etanol dan metode penyimpanan dibawah 27,3±0,9°C pada viabilitas kedelai (Glycine Max [L.] Merrill.)

Authors

  • Hamida Muliana Sari Universitas Lampung
  • Eko Pramono Universitas Lampung
  • Muhammad Kamal Universitas Lampung
  • Agustiansyah Agustiansyah Universitas Lampung

DOI:

https://doi.org/10.33292/ost.vol1no1.2021.4

Keywords:

Argomulyo, Grobogan, Kecambah normal total, Perkecambahan

Abstract

Benih yang diberi perlakuan larutan etanol dengan konsentrasi yang semakin tinggi akan mengalami lebih banyak kemunduran dan viabilitasnya akan rendah. Kejadian ini mirip dengan benih yang disimpan untuk periode simpan alami yang lama. Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan viabilitas benih dari dua varietas kedelai akibat pengusangan cepat maupun periode simpan alami. Pengusangan cepat dengan menggunakan larutan etanol 8% dengan intensitas 0, 2, ..., 12 jam. Lama penyimpanan alami yang digunakan adalah 0- 6 bulan di ruang penyimpanan bersuhu 27,3±0,9 ?C. Dua varietas benih kedelai adalah Grobogan dan Argomulyo. Viabilitas yang diukur adalah persentase kecambah normal total (KNT) dan kecepatan perkecambahan (KP), yang keduanya diamati pada setiap akhir perlakuan pengusangan cepat atau pada setiap akhir periode simpan alami. Hasil penelitian menunjukkan bahwa viabilitas benih kedua varietas kedelai, baik diukur dengan KNT maupun KP, selama penyimpanan 0 sampai 6 bulan tidak berbeda secara signifikan berdasarkan uji t-student 5% dari benih yang diamati pada perlakuan pengusangan cepat 0-12 jam dengan larutan etanol 8 %.

Abstrct: Seeds given treatment of etanol solution with increasingly high concentration deteriorate and reduce its viability. This phenomenon is similar to seeds that were conventionaly stored for long period. The aim of this experiment is to compare seeds viability of two soybean varieties due to accelerated aging caused and natural storage period treatments. The accelerated aging uses 8% ethanol as solution with aging intensity of 0, 2, ..., 12 hours. The conventional storage storaging period last for 0 to 6 months with tempereture of 27,3±0,9 ?C. Two varieties of soybean seed that were used are Grobogan and Argomulyo. The viability measured were percentage of normal seedlings (PNS) and germination speed (GS), both were observed at the end of treatments of aging or at the end of treatments storage periods. The results showed that the seeds viability of the two soybean varieties, both measured with PNS and GS, during storage was not difterent significantly according 5% t-student test from those seeds exposured to accelerated aging treatments of  0-12 hours with ethanol solution 8%.

Author Biographies

Hamida Muliana Sari, Universitas Lampung

Jurusan Agroteknologi, Fakultas Pertanian, Universitas Lampung, Indonesia

Eko Pramono, Universitas Lampung

Jurusan Agronomi dan Hortikultura, Fakultas Pertanian, Universitas Lampung, Indonesia

Muhammad Kamal, Universitas Lampung

Jurusan Agronomi dan Hortikultura, Fakultas Pertanian, Universitas Lampung

Agustiansyah Agustiansyah, Universitas Lampung

Jurusan Agronomi dan Hortikultura, Fakultas Pertanian, Universitas Lampung

References

Badan Pusat Statistika. (2017). Produksi Kedelai. http://www.bps.go.id/brs/view/id/1122. Diakses pada tanggal 1 November 2018 pukul 19.00 WIB.

Balitkabi (Balai Penelitian Tanaman Kacang-kacangan dan Umbi-umbian). (2017). Varietas Unggul Kedelai. http://www.litbang.deptan.go.id /varietas/?l =300& k=310&n=&t=&sv. [25 November 2018].

Budiastutik, S., Triharyanto, E & Susilaningsih. (2010). Pengembangan Sistem Insentif Teknologi Industri Produksi Benih dan Bibit. Jurnal Kewirausahaan dan Bisnis, 6(6): 2-6.

Efendi. (2010). Peningkatan Pertumbuhan dan Produksi Kedelai Melalui Kombinasi Pupuk Organik Lamtorogung dengan Pupuk Kandang. Jurnal Floratek, 5(1):65-73.

Endang, T., Purnomo, S. D., Pujiasmanto, B., & Supriyono. (2015). Pengaruh Umur Panen Terhadap Hasil dan Kualitas Benih Tiga Varietas Kedelai (Glycine Max (L) Merill). Jurnal Pasca UNS. 3 (2): 22–33.

ISTA. (2009). Handbook on seeding evaluation. Third edition with amendmends 2009.

Pramono, E. (2010). Pengaruh Pupuk Organik dan Pupuk Mikro Pada Produksi dan Mutu Benih Padi (Oryza sativa L.). Jurnal Agronomika, 10(2):11-22.

Rasyid, H. (2012). Model Pendugaan Daya Simpan Benih Kedelai (Glycine max[L.] Merrill) Biji Besar dengan Pengusangan Cepat sebagai Teknologi Penentu Mutu Benih. Jurnal Gamma, 7 (2): 34–52.

Sadjad, S. (1980). Panduan Pembinaan Mutu Benih Tanaman Kehutanan di Indonesia. Proyek Pusat Perbenihan Kehutanan Direktorat Reboisasi dan Rehabilitasi. Dirjen Kehutanan. Jakarta.

Sadjad, S. (1993). Dari Benih Kepada Benih. PT Gramedia Widiasarana Indonesia. Jakarta.

Shaumiyah, F., Damanhuri & Nur, B. (2014). Pengaruh Pengeringan Terhadap Kualitas Benih Kedelai (Glycine max (L.) Merr.). Jurnal Produksi Tanaman 2(5):388-394.

Timotiwu, P.B., E. Pramono, Agustiansyah, & N.W.A.S. Asih. 2017. Effect of Storage Periods on Physical Quality and Seed Vigor of Four Varieties of Sorghum (Sorghum Bicolor [L.] Moench.). Research in Agriculture, 2(2):29-40.

Zanzibar, M. 2007. Pengaruh Perlakuan Pengusangan dengan Uap Etanol Terhadap Penurunan Kualitas Fisiologi Benih Akor (Acacia auriculiformis), Merbau (Intsia bijuga), dan Mindi (Melia azedarach). Jurnal Penelitian Tanaman Hutan, 4(2): l99-106.

Downloads

Published

2021-03-21

How to Cite

Sari, H. M., Pramono, E., Kamal, M., & Agustiansyah, A. (2021). Pengaruh pengusangan cepat dengan laruta etanol dan metode penyimpanan dibawah 27,3±0,9°C pada viabilitas kedelai (Glycine Max [L.] Merrill.). Open Science and Technology, 1(1), 19–28. https://doi.org/10.33292/ost.vol1no1.2021.4